Sedih.
Persis di depan mata, kusaksikan dua orang bocah yang kutaksir masih kelas 2-3 SMP. Tengah asik menikmati sebotol shisa.
Pus... Pus...
Asap mengepul.
Kemudian tak jauh dari sana, enam anak kecil yang kuyakin usianya tidak lebih tua dari kels 1 SMP, tengah berfoto bersama.
Bermodal 1 kamera SLR, sebatang rokok yang tidak dinyalakan, dan sebuah penutup mulut berupa slayer. Asik berfoto dan bergaya.
Untuk keperluan sosial media sepertinya.
Dan di ujung sana, tiga pasang muda-mudi berusia SMA, tengah kencan bersama. Asyik masyuk.
Di saat usiaku semakin senja, apakah mereka yang akan meneruskan langkahku?
Ketika kami, orang-orang tua berkutat dengan pekerjaan kami, tentu kami berharap bahwa hidup kami akan dipermudah dan dibantu mereka, ketika tiba masanya mereka menggantikan kami.
Menjadi bos-bos pemberi kerja, kepala-kepala cabang bank atau lembaga keuangan, bahkan anggota dewan yang terhormat.
Mampukah mereka?
Aku tak tau. Mereka masih begitu muda.
Bangsatkah mereka?
Belum tentu. Toh aku baru melihat mereka saat ini.
Lantas, apa aku layak untuk merasa khawatir?
Kurasa layak. Bahkan berhak.
***
Cikupa, 9 September 2016
Posting Komentar
Posting Komentar