5 Pelajaran Penting tentang Merapikan Rumah dari Film Happy Old Year

3 komentar
pelajaran penting dari film Happy Old Year
Tidak jarang, ketika merapikan rumah, kita akan menghadapi berbagai kendala. Mulai dari begitu banyaknya barang yang harus dirapikan, hingga drama khas yang muncul ketika kegiatan beres-beres terjadi. Drama yang dimaksud tentu saja berupa ketidakbisaan kita berpisah dengan barang-barang yang telah lama menghuni rumah.

Tidak bisa dimungkiri, beberapa barang di rumah memang memiliki nilai historis tersendiri. Ada pula barang-barang yang sebenarnya sudah tidak lagi dapat digunakan—karena rusak misalnya—tetapi, tetap saja tidak dapat disingkirkan ketika proses beres-beres atau merapikan rumah dilakukan.

Sederhananya, barang-barang dengan nilai sentimental tertentu, selalu memiliki ruang tersendiri di sudut hati, meski faktanya ruangan untuk barang-barang semacam itu sudah tidak tersedia di rumah.

Sebagai catatan, merapikan rumah yang saya bahas dalam artikel ini bukan sebatas menyapu, mengepel, dan mengelap perabot, ya. Melainkan membereskan barang yang sudah tidak terpakai, memberi ruang di rumah, hingga mengalih fungsi ruangan-ruangan dalam rumah.

Sebuah film dari negeri gajah putih memberi gambaran perihal apa saja yang perlu dipersiapkan, dilakukan, dan dikuatkan ketika hendak melakukan beres-beres rumah. Terutama yang melibatkan membuang barang.

Happy Old Year, sebuah film Thailand yang rilis pada 2019 silam ini mampu membawa kita menyelami setiap dilema yang dialami oleh mereka yang “terpaksa” merapikan rumah. Kendati memiliki pace lambat, nyatanya film ini masih memiliki skor lumayan bagus menurut rating yang ditetapkan IMDb. Dengan raihan poin 7.2/10, rasanya tidak salah jika kita berkaca sejenak pada film ini dalam rangka merapikan rumah.

Garis Besar Alur

Happy Old Year berkisah tentang Jean, seorang desainer interior lulusan sekolah kenamaan di Swedia yang hendak merintis karier setelah menyelesaikan kuliah. Berbekal ilmu yang dimiliki, dia bermaksud untuk membuka usaha sebagai konsultan desain dengan menggunakan rumah keluarganya sebagai kantor.

Bukan sepenuhnya kantor sebenarnya. Melainkan, bagian bawah dipergunakan sebagai kantor konsultan, sementara di lantai atas dipergunakan sebagai rumah tinggal dia, kakak, dan ibunya.

Dikenal sebagai pencinta desain-desain bergaya minimalis, membuat Jean merasa perlu menerapkan ciri khasnya itu pada rancangan kantor yang akan dibangun nanti. Akan tetapi, rencana yang dibuat tidak semudah yang Jean bayangkan.
pelajaran penting dari film Happy Old Year
Gaya minimalis dengan tidak melibatkan banyak barang dan ornamen dalam kantor, terasa cukup sulit direalisasikan mengingat rumah yang kelak akan difungsikan sebagai kantor ini, diisi begitu banyak barang. Mulai dari berbagai peralatan musik, televisi, piano, hingga barang-barang ajaib dari masa lalu seluruh penghuni rumah.

Maka, dimulailah perjuangan Jean mempersiapkan rumahnya agar dapat dieksekusi menjadi kantor yang diinginkan. Dalam upaya ini, Jean terpaksa banyak membuang begitu banyak barang, termasuk harus berdamai dengan cintanya di masa lalu, hingga mengalami kesakitan luar biasa ketika melepaskan sebuah barang penting berharga milik salah seorang penghuni rumah.
***
Dilema yang dialami Jean sejatinya banyak pula dialami oleh mereka yang tengah merapikan rumah. Akan tetapi, melalui film ini kita disuguhkan 5 pelajaran penting tentang merapikan rumah yang perlu diterapkan.

Penasaran apa saja 5 pelajaran penting tentang merapikan rumah dari film Happy Old Year? Yo, check these out!


1. Tetapkan tujuan, inspirasi, dan deadline

pelajaran penting dari film Happy Old Year
Pelajaran penting tentang merapikan rumah dari film Happy Old Year yang pertama, tentu saja bicara tentang perencanaan.

Ketika Jean berencana menggunakan rumah tinggal yang telah dia huni sejak kecil sebagai kantor konsultan desainer interior, sejatinya dia telah menetapkan tujuan.

Rumah yang disulap menjadi kantor, tentu saja akan membutuhkan banyak penyesuaian. Mulai dari ruang-ruang yang diperlukan, hingga perabot yang akan digunakan.

Berbekal dari situ, Jean pun mulai mencari berbagai inspirasi. Melihat-lihat banyak majalah dan buku terkait desain kantor, tentu menjadi salah satu solusi.

Sobat pun dapat meniru apa yang Jean lakukan. Manakala hendak menetapkan sebuah ruangan di rumah untuk suatu fungsi, tentu perabot dan segala hal yang terkait dengannya, akan mengikuti. Baik barang-barang yang harus ada, maupun barang-barang yang sudah pasti tidak boleh di sana.

Penetapan sebuah ruang menjadi ruang makan, misalnya. Tentu sangat wajar jika Sobat mulai memikirkan peletakkan meja dan kursi makan, lokasi lemari es, juga dispenser. Di sisi lain, Sobat tentu saja tidak akan meletakkan kasur ukuran king size yang dimiliki di sana, bukan?

Setelah tujuan dan inspirasi ditetapkan, saran selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penetapan deadline waktu. Mau berapa lama kegiatan merapikan rumah akan selesai? Satu hari, dua hari, seminggu, atau bahkan lebih dari itu.

Keberadaan deadline akan membantu Sobat merencanakan langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dalam proses merapikan rumah.

2. Diskusikan dengan seluruh penghuni rumah

pelajaran penting dari film Happy Old Year
Merapikan rumah, bahkan hingga merombak beberapa fungsi ruangan dalam rumah, sejatinya bukan kerja ringan yang hanya melibatkan diri Sobat sendiri.

Sekiranya Sobat telah berkeluarga atau tinggal bersama orang lain dalam rumah, tentu keberadaan anggota keluarga alias penghuni rumah perlu dipertimbangkan.

Maka, poin kedua akan pelajaran penting tentang merapikan rumah dari film Happy Old Year pun demikian. Sobat perlu menyampaikan kepada seluruh anggota keluarga atau penghuni rumah lain, akan rencana yang akan dilakukan.

Sebab, bukan tidak mungkin perombakan atau pelepasan beberapa barang yang kelak dilakukan akan memberi rasa kurang nyaman bagi mereka.

3. Sortir barang. Pilih yang benar-benar bermanfaat

pelajaran penting dari film Happy Old Year
Hal selanjutnya yang perlu Sobat lakukan adalah berlaku jujur. Pelajaran penting tentang merapikan rumah dari film Happy Old Year yang ketiga, tentu saja dari sisi manfaat barang yang ada di rumah.

Sobat perlu benar-benar memilah, mana saja barang yang masih diperlukan, berfungsi, dan memberi nilai tambah bagi kehidupan.

Mengapa kejujuran menjadi penting pada bagian ini? Sebab, seringkali kita menemui permasalahan khas yang sering dialami orang-orang saat merapikan rumah. Terjebak romantisme masa lalu.

Alih-alih mementingkan fungsi, meski sudah rusak dan tidak lagi relevan, sebuah barang tetap disimpan lantaran nilai historis atau adanya perasaan sentimental.

4. Berdamai dengan masa lalu dan bersedia melepaskan

pelajaran penting dari film Happy Old Year
Hal keempat yang menjadi pelajaran penting tentang merapikan rumah dari film Happy Old Year merupakan kelanjutan dari poin ketiga di atas.

Tidak jarang, terjebaknya kita pada masa lalu, menyebabkan rasa enggan untuk berpisah dengan barang-barang lawas. Sebenarnya tidak mengapa jika barang-barang itu hanya satu-dua benda kecil.

Sayangnya, seringkali segala jenis barang yang tersimpan di rumah, mulai dari yang kecil seukuran cincin, hingga yang sebesar barak tempat tidur tentara, kita “terpaksa” simpan dengan berbagai alasan. Alasan paling klasik adalah:
menghargai pemberian
Iya, sih, menghargai pemberian. Namun, ketika barang pemberian sudah rusak, apa iya, masih tetap perlu disimpan.

Saat menikah, saya dan istri memperoleh begitu banyak kado pernikahan. Mulai dari mini-microwave, baju koko, hingga jam dinding.

Lantas, ketika baju koko yang diberikan—dan sejujurnya saya suka banget—sudah tidak lagi muat karena perut saya yang sudah buncit, apa iya, masih harus saya simpan? Padahal, tentu jauh lebih bermanfaat jika saya berikan kepada orang lain yang memiliki ukuran badan sesuai.
pelajaran penting film Happy Old Year
baju koko favorit kado pernikahan
Ketika jam dinding hadiah telah rusak, apa iya, masih harus terpajang di dinding? Bukankah sebaiknya saya ganti dengan jam dinding lain yang masih berfungsi?

Manakala microwave biru muda itu sudah hangus, apa lagi yang masih harus saya simpan?

Melepas barang-barang yang sudah tidak memiliki fungsi ataupun tidak benar-benar memberi nilai tambah dalam hidup, sejatinya akan sangat membantu.

5. Jangan menambah barang di rumah

pelajaran penting dari film Happy Old Year
Apakah poin kelima terkait pelajaran penting tentang merapikan rumah dari film Happy Old Year ini berarti Sobat tidak perlu membeli atau menerima barang pemberian?

Tentu tidak begitu, dong.

Poin kelima ini terkait fungsi. Sebenarnya, jika memang fungsi dari barang yang akan dibeli atau dimasukkan ke dalam rumah, sejalan dengan kebutuhan, maka sah-sah saja bagi Sobat untuk memilikinya. Namun, jika fungsi dari barang yang ditambahkan masih sangat-sangat dipertanyakan, lantas untuk apa?

Sebagai contoh, Sobat tidak bisa main piano. Pasangan pun tidak bisa. Dalam silsilah keluarga Sobat maupun pasangan pun tidak ada satu anggota keluarga pun yang andal bermain piano. Lantas, apa alasan yang cukup kuat membeli piano?


Selain 5 pelajaran di atas, Sobat juga dapat belajar tip dan trik merapikan rumah dari para praktisi, loh. Salah satunya, tentu saja Marie Kondo, seorang konsultan terkait kerapian rumah yang cukup ternama. Sobat dapat mengunjungi website Marie Kondo di sini.

Demikian 5 pelajaran penting tentang merapikan rumah dari film Happy Old Year. Kalau Sobat sendiri, adakah tip yang dapat disampaikan untuk merapikan rumah?

Berbagi di kolom komentar, ya!
Jirfani
Selamat datang di blog jirfani.com Sebuah blog yang berisi beragam ulasan seputar film, buku, perjalanan, serta perenungan seorang Jamal Irfani.

Related Posts

3 komentar

  1. Terima kasih sudah menyertakan 5 pelajaran penting yang terkandung di film dengan apik, sangat bermanfaat 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama, Kak.
      Semoga bisa diterapkan di dalam keseharian. Aamiin.

      Hapus
  2. Saya baru beberapa waktu lalu ikut kelas berbenah barang. Ternyata ada begitu banyak barang yang harus dibenahi di rumah saya. Selain mendapatkan informasi tentang berbenah, saya juga mendapatkan ide menulis dari sini. Terima kasih sudah berbagi informasi, kak.

    BalasHapus

Posting Komentar