Ajukan Sekarang! 7 Alasan Jangan Menunda Pengajuan Resign

Posting Komentar

 jangan menunda pengajuan resign

Di tengah ketidakpastian dewasa ini, kata resign terdengar menakutkan. Resign alias mengundurkan diri dari dinas atau pekerjaan di kantor, memang menjadi sebuah dilema. Apalagi manakala pengajuan resign ini dilakukan ketika belum ada pegangan atau tempat bekerja yang baru.

Akan tetapi, ada beberapa penyebab yang membuat Sobat tidak dapat menunda lagi pengajuan resign yang mungkin telah lama direncanakan. Berikut 7 alasan kuat yang menyebabkan pengajuan resign Sobat jangan ditunda lagi.

1. Nilai-nilai perusahaan yang tidak sejalan dengan prinsip pribadi

jangan menunda pengajuan resign
Seiring waktu berlalu, setiap manusia tentu bertumbuh. Ada pengetahuan dan pengalaman hidup baru yang menyebabkan cara pandang Sobat terhadap hidup berubah.

Dari sana, Sobat dapat kembali menilai apakah nilai-nilai atau beragam aktivitas yang selama ini dijalankan perusahaan tempat Sobat bernaung, sesuai dengan prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang Sobat anut.

Sekiranya nilai-nilai perusahaan sejalan dengan visi dan cara pandang Sobat dalam menjalani hidup, tentu tidak jadi masalah untuk melanjutkan bekerja di sana. Akan tetapi, manakala nilai-nilai perusahaan dan aktivitas yang dijalani ternyata lebih banyak mencederai prinsip, sudah semestinya jangan menunda pengajuan resign kepada perusahaan.

2. Kehilangan motivasi bekerja

jangan menunda pengajuan resign
Alasan selanjutnya yang dapat Sobat pertimbangkan untuk tidak menunda resign adalah ketika motivasi bekerja telah hilang.

Sebagai manusia, sebenarnya wajar ketika motivasi bekerja mengalami pasang dan surut, naik dan turun. Bahkan, hilangnya motivasi pun amat mungkin dan masih terasa wajar sebenarnya. Sobat dapat melakukan berbagai upaya konstruktif untuk mengembalikan motivasi yang hilang ataupun turun. Misalnya mengambil jatah cuti, berlibur, beristirahat, menjalankan hobi, dan lain-lain.

Akan tetapi, ketika semua solusi itu tidak kunjung berhasil meningkatkan motivasi bekerja, sudah sepantasnya Sobat waspada. Bisa jadi, kehilangan motivasi yang Sobat rasakan bukan karena faktor kelelahan atau jenuh dalam bekerja. Melainkan disebabkan lingkungan kantor yang memang tidak mendukung dan menjatuhkan motivasi.

Beberapa hal yang dapat menghilangkan motivasi bekerja di antaranya:
  1. Tidak adanya kenaikan gaji meski sudah bertahun-tahun bekerja
  2. Tidak ada apresiasi seperti bonus atau insentif lain di luar gaji bulanan
  3. Tidak adanya peluang promosi jabatan meski masa kerja sudah lama
  4. Pekerjaan yang terlalu monoton dan tidak ada keterampilan baru yang dapat dipelajari dari pekerjaan yang dilakukan
  5. Lingkungan kerja yang tidak sehat dan suportif
Kalau sudah begitu, jangan menunda pengajuan resign Sobat, ya!

3. Mendapat tawaran pekerjaan yang lebih prospek

jangan menunda pengajuan resign
Sangat wajar, kok, jika dalam hidup kita mencari sesuatu yang lebih baik. Maka, ketika di masa bekerja Sobat mendapat tawaran pekerjaan dengan peluang yang jauh lebih baik, tidak ada salahnya untuk dipertimbangkan dan diambil.

Prospek yang jauh lebih baik, sejatinya tidak selalu bicara tentang nominal gaji yang lebih tinggi atau fasilitas yang lebih mewah ketimbang yang diterima dari kantor saat ini.

Peluang menerima pendidikan atau promosi jabatan di tempat baru pun bisa dianggap sebagai prospek yang lebih baik.

Atau mungkin, tempat kerja Sobat saat ini cukup jauh sehingga kelelahan di perjalanan, harus berpisah dengan keluarga karena indekos, dan berat di ongkos? Nah, termasuk prospek yang baik adalah ketika Sobat memperoleh tawaran bekerja dengan fasilitas (gaji, tunjangan, jabatan) serupa pekerjaan saat ini, tetapi di lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggal.

Jika peluang itu hadir di depan mata, menurut saya, jangan menunda pengajuan resign ke kantor. Ambil segera!

4. Faktor kesehatan

jangan menunda pengajuan resign
Ah, ini adalah salah satu hal yang saya alami ketika masih bekerja di kantor. Pada kurun 2019—2022, sakit adalah hal yang akrab sekali dengan saya. Saya masih ingat, pada 2019, saya sempat dirawat di rumah sakit dua kali dalam setahun. Lalu meningkat di tahun 2020 dengan raihan tiga kali dalam setahun.

Pada 2021, saya hanya dirawat dua kali. Adapun pada 2022, saya juga dirawat dua kali dalam setahun, di mana salah satunya harus menjalani tindakan yang bisa dibilang mempertaruhkan nyawa.

Kondisi kesehatan sehari-hari saya, meski tidak dirawat pun, tidak bisa dibilang prima. Sesak napas, mual, dan muntah menjadi santapan sehari-hari. Pegal dan kaku di leher menjadi hal yang teramat biasa saya alami.

Saya tersadar, selain karena memang adanya faktor fisik yang saya alami, kelelahan, stres, ditambah jarak kantor yang cukup jauh, ternyata menyumbang semua keluhan penyakit di atas. Dari sana, kesimpulan bahwa kondisi psikis memengaruhi keadaan fisik pun tentu tidak dapat dimungkiri.

Oleh karena itu, jika Sobat mulai sering mengalami gejala-gejala gangguan kesehatan, pegal menahun, leher kaku, perasaan tidak nyaman di perut, dan kelelahan yang selalu hadir, sudah sewajarnya resign dipertimbangkan. Lantas, demi menjaga kesehatan agar tidak semakin memburuk, tentu jangan menunda pengajuan resign, ‘kan?

5. Tim yang tidak mendukung

jangan menunda pengajuan resign
Mengingat banyak waktu tercurah yang kita alokasikan untuk bekerja, sudah tentu kenyamanan saat bekerja menjadi hal yang diimpikan. Di antara kenyamanan itu, salah satunya dapat berasal dari tim atau lingkungan kerja yang mendukung.

Akan tetapi, dunia kerja tidak selalu menawarkan hal manis. Tidak jarang fakta dunia kerja justru berkata sebaliknya.

Saling jegal dalam tim, divisi, atau depatemen yang sama bukan lagi hal baru yang menjadi sorotan. Saling sikut, sesama kawan yang menjilat atasan, hingga tim yang gemar menunda dan cenderung pasif, sangat mungkin Sobat temui.

Sekiranya Sobat menemukan situasi demikian—saya berharap tidak—rasanya penyelamatan sudah semestinya dilakukan. Sobat tentu tidak berharap mengalami tertekan jiwa, fisik, dan mental dengan kondis-kondisi itu, ‘kan?

Jadi, apalagi alasan Sobat menunda, jika kondisi akut dan kronis itu dialami? Jangan menunda pengajuan resign Sobat sebelum terlambat!

6. Situasi perusahaan yang tidak stabil

jangan menunda pengajuan resign
Seringkali, kita terjebak pada alasan romantis berupa loyalitas dan ketidakinginan kita dicap tidak setia oleh perusahaan tempat bernaung. Akan tetapi, selain alasan-alasan idealis itu, kita tetap harus berpikir realistis.

Bisa jadi, ada banyak perut yang harus diselamatkan melalui penghasilan yang Sobat bawa pulang selama ini. Sobat tidak bisa lagi hanya bicara passion, sementara terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari masih menjadi tanda tanya besar.

Ketika Sobat melihat perusahaan tempat bernaung mengalami gonjang-ganjing, bahkan berpotensi rugi, boleh loh mulai merencanakan karier di tempat lain.

Tidak perlu risau dengan alasan-alasan kesetiaan dan loyalitas. Sobat juga tidak perlu terpaku dan menunda pengajuan resign. Ajukan saja sebelum terlambat.

7. Alasan pribadi yang tidak dapat ditunda

jangan menunda pengajuan resign
Hal terakhir yang menjadikan Sobat jangan menunda pengajuan resign ke kantor tempat bekerja adalah ketika dihadapkan pada situasi yang tidak memungkinkan untuk tetap bekerja.

Ketika kehadiran Sobat di kantor tidak memungkinkan merawat orang tua yang sakit dan nyawanya diperkirakan tidak lama lagi, tentu pilihan cuti bisa diambil sebagai opsi utama. Akan tetapi, jika memang mengharuskan resign, mengapa tidak?

Pertimbangan keluarga, seperti mengurus anak atau mengikuti amanat suami untuk berhenti bekerja, tentu juga harus dipertimbangkan sebagai alasan kuat untuk mengajukan pengunduran diri.

Atau Sobat mendapat beasiswa melanjutkan studi yang mengharuskan pindah kota atau bahkan pergi ke luar negeri? Alasan semacam ini sudah tentu menyebabkan Sobat tidak perlu berpikir dua kali untuk mengajukan resign. Jangan tunda!
***
Sejatinya, rezeki tidak melulu bicara angka atau nominal gaji yang diterima. Rezeki juga bisa berupa kesehatan atau keharmonisan keluarga.

Apa bukan sebuah rezeki ketika saya yang nyaris setiap bulan kontrol dan sering dirawat di rumah sakit selama bekerja, kini lebih sehat dan tidak lagi bolak-balik ke rumah sakit? Apa bukan dianggap rezeki, ketika kini saya bisa menemani dan memantau perkembangan anak yang saya cintai setelah resign?

Resign ataupun bertahan, memang menjadi pilihan yang harus Sobat putuskan. Berbagai pertimbangan pun harus matang dipikirkan sebelum keputusan besar itu diambil. Akan tetapi, ketika salah satu atau bahkan ketujuh alasan di atas telah Sobat temui, saran saya, jangan menunda pengajuan resign ke kantor tempat Sobat bekerja, ya!

Sobat juga dapat mengintip beberapa panduan seputar resign di sini.

Semoga segala keputusan yang Sobat buat akan membawa dampak kebaikan bagi banyak pihak.
Jirfani
Selamat datang di blog jirfani.com Sebuah blog yang berisi beragam ulasan seputar film, buku, perjalanan, serta perenungan seorang Jamal Irfani.

Related Posts

Posting Komentar