Tomie: Komik Horor Ito Junji yang Di Luar Ekspektasi

Posting Komentar
Umumnya, sebuah cerita bergenre horor ditulis untuk memberikan sensasi takut, ngeri, dan terancam pada diri pembacanya. Bagaimana pun bentuk karyanya, cerita horor memang memiliki tujuan itu. Menakut-nakuti pembaca.
Review Komik Tomie
Tidak peduli cerita disajikan dalam bentuk cerpen, novel, film, bahkan komik sekalipun. Manakala genre horor yang disasar, maka menjadi sebuah kemestian bagi si penulis untuk menyajikan dan mengeksploitasi hal itu: rasa takut.

Maka, entah apa sebutannya ketika sebuah cerita horor yang tersaji ternyata justru menunjukkan hasil sebaliknya. Hal itulah yang saya alami usai membaca Tomie, buah karya mangaka horor terkenal Jepang, Ito Junji.

Alih-alih merasakan kengerian mencekam, membaca Tomie saya justru mengalami perasaan sebaliknya.

Garis Besar Plot

Berbagai cerita yang dimuat dalam Ito Junji Compilation Volume 1 dan 2 dan terbit pertama kali di Indonesia pada 2023 ini, mengisahkan beragam hal yang dialami oleh seorang gadis bernama Tomie.

Saya sendiri tidak mengerti harus didefinisikan apa makhluk bernama Tomie ini. Jika disebut manusia, secara kasat mata, dia memang layak disebut manusia.

Tomie memiliki mata, rambut, kulit, kuku, wajah, dan perawakan yang seluruhnya mencirikan seorang manusia. Seorang gadis lebih tepatnya. Akan tetapi, mengeklaim bahwa gadis berusia belasan tahun ini benar-benar manusia? Duh, saya harus pikir-pikir.

Habisnya, mau bagaimana lagi?
Dikisahkan Tomie adalah seorang gadis yang teramat cantik. Barangkali, jika dibuat skala 1—10, di mana angka 10 berarti seseorang dengan kecantikan tiada banding, maka Tomie akan memperoleh skor 15 pada skala itu.

Begitulah Ito Junji melukiskan kecantikan Tomie di mata para lelaki. Cantik absolut, bahkan hingga membuat para pria siap diperbudak olehnya.

Kecantikan luar biasa yang dimiliki Tomie ini rupanya tidak sejalan dengan perangai sang gadis. Alih-alih menjadi perempuan santun dan berbudi pekerti luhur, Tomie justru tampil sebagai perempuan arogan yang gemar merendahkan orang lain dan tidak segan memerintahkan pria-pria yang jatuh cinta kepadanya, untuk melukai, bahkan membunuh orang lain.

Sadis? Belum.

Seperti yang saya sampaikan di atas, hingga tulisan ini saya buat, saya belum paham makhluk apa Tomie ini sebenarnya. Sebab, kendati berwujud manusia, Tomie berkali mengalami pembunuhan.

Ya, Sobat tidak salah baca. Didukung dengan kecantikannya yang terlalu sempurna, para pria yang tergila-gila kepadanya justru SELALU termotivasi untuk membunuhnya.

Bukan, bukan. Kata membunuh masih terlalu halus.
Review Komik Tomie
Para pria pencinta Tomie, entah mengapa, selalu tergerak untuk menghabisi nyawa sang gadis, kemudian memotong-motongnya hingga menjadi bagian-bagian kecil. Saya tidak mengerti apa penyebabnya. Namun, begitulah yang Ito Junji ceritakan. Mutilasi demi mutilasi, kerap kali Tomie alami.

Loh, kalau sudah dimutilasi atau dibunuh, berarti sudah selesai, dong, ceritanya?

Sayangnya tidak demikian. Komik absurd ini malah memperlihatkan hal berbeda.

Setiap potongan tubuh Tomie, apa pun itu. Mulai dari jari tangan, kaki, perut, rambut, bahkan organ dalam seperti ginjal, jantung, maupun empedu, akan selalu tumbuh lagi.

Seumpama satu tubuh dipotong menjadi empat bagian, misalnya kepala, badan, tangan, dan kaki, maka setiap bagian yang terpotong, akan memunculkan Tomie-Tomie baru. Singkatnya, dari satu tubuh, bisa menjadi berkali-kali lipat, tergantung jumlah potongan mutilasi yang dibuat.

See? Pusing, 'kan?
Orang kok kaya' planaria?

Begitulah seterusnya cerita ini dilukiskan. Tomie menghasut pria, memotivasinya melakukan tindakan kriminal, lalu belakangan si pria akan membunuh si Tomie. Lalu, Tomie bangkit lagi dari potongan-potongan yang ada.

Mengesalkan dan Membosankan

Saat awal membaca, saya berharap Tomie akan mengalami kekalahan atau minimal kesulitan lantaran bertemu lawan sepadan. Sebab, sejak awal hingga pertengahan komik volume 1, saya melihat Tomie terlampau powerful.

Ketidakmampuan gadis ini untuk benar-benar musnah, ditambah kemampuannya untuk memanipulasi manusia lain, serta ketidakpeduliannya akan nasib orang yang dizalimi, membuat Tomie menjadi supervillain yang luar biasa sukar ditaklukkan. Atas dasar itu, saya berharap cerita yang ditulis oleh Ito Junji akan berkembang.

Penokohan Tomie sebagai gadis berengsek berkekuatan planaria, menurut saya akan seru manakala dibuat ke arah yang semakin kompleks. Sayangnya, harapan saya ternyata terlampau muluk.
Review Komik Tomie
Hingga volume 2 berakhir, Tomie tetap hadir sebagai perempuan laknat yang tidak memiliki rasa takut, manipulatif, dan tidak bisa dikalahkan.

Kebosanan pun melanda manakala komik volume 1 belum selesai saya baca. Harapan atas pengembangan karakter, masih terus saya dengungkan di kepala demi memberi motivasi pada diri sendiri untuk bertahan.

Syukurlah, pada komik volume 2, ada sedikit penambahan kompleksitas cerita. Namun, karakter Tomie masih tetap sama. Cantik, kurang ajar, dan mustahil mati.

Kesimpulannya, saya pun mengalami kebosanan luar biasa, plus terganggu batin lantaran sifat si Tomie yang terlalu kurang ajar.

Ah, sama tokoh komik aja saya baper. Duh!

Akhir kata, saya gagal menikmati sebuah komik horor dari seseorang yang digadang-gadang sebagai mangaka horor terbesar di dunia. Jauh sekali ekspektasi yang saya canangkan terhadap realita yang saya alami.

Akan tetapi, sekiranya Sobat penasaran, tidak jadi soal jika ingin tetap menjajal membaca komik ini. Saya sarankan satu hal jika Sobat ingin membaca komik Tomie: jangan gentar dengan cipratan darah yang tampil sepanjang cerita.

Satu lagi, menurut saya penerapan label "DEWASA" pada komik ini yang penerbit sematkan, sudah tepat. Jadi, jangan sekali-kali memberikan komik ini untuk adik, anak, atau keponakan yang berusia di bawah 18 tahun, ya!

Demikian ulasan saya atas komik Tomie dari Ito Junji Compilation Volume 1 dan 2. Selanjutnya, saya mengulas buku apalagi, ya?
Boleh, dong, tulis di kolom komentar.
***
Tomie: Ito Junji Compilation 1 dan 2 | PT. Gramedia Pustaka Utama | Penulis: Ito Junji | Terbit pertama di Indonesia: 2023
Jirfani
Selamat datang di blog jirfani.com Sebuah blog yang berisi beragam ulasan seputar film, buku, perjalanan, serta perenungan seorang Jamal Irfani.

Related Posts

Posting Komentar