Unikmu Asyik!: Sudut Pandang Lain Sebuah Dongeng

2 komentar

Apa yang terpikir dalam benak Sobat ketika mendengar atau membaca nama Cinderella?

Gadis yatim-piatu yang diperlakukan jahat oleh ibu tiri dan saudara-saudara tirinya?

Sebutan upik abu lantaran larangan yang dia terima untuk tampil rapi, sehingga selalu berpakaian penuh jelaga dan kusam?

Atau mungkin, Sobat justru terbayang-bayang dengan sepatu kaca yang tertinggal di tangga istana dan kereta kencana yang berasal dari labu? Apa pun yang Sobat ingat dan bayangkan, semuanya tepat. Memang seperti itulah Cinderella dikenal dan dikenang dunia selama ini.

Lantas, bagaimana dengan Beauty and the Beast? Apa yang tercetus dalam pikiran Sobat ketika membaca judul cerita itu?

Raksasa besar dengan perawakan seram? Gadis muda bernama Belle yang terpaksa mengabdi kepada makhluk menyeramkan demi menyelamatkan sang Ayah?

Semua itu pun benar. Tidak keliru sama sekali.

Namun, pernahkah Sobat pertimbangkan sudut pandang lain dari sebuah dongeng atau cerita rakyat? Apakah pesan moral yang selama terkandung dari setiap cerita rakyat itu benar-benar seperti yang tertuang dan kita kenal selama ini?

Unikmu Asyik! sebuah mahakarya dari salah seorang sahabat, guru, sekaligus idola saya, Fajar Widyasari, hadir menjawab kegamangan itu.

Sudut pandang lain dongeng
Buku Unikmu Asyik! karya Fajar Widyasari

Fajar, seorang guru bahasa Inggris SMA di Jember ini sukses membawa saya terhanyut dalam setiap argumentasi yang disampaikannya.

Kupasan yang Tajam dan Dalam

Sebuah karya, dari mana pun asal dan genre-nya, pasti mengandung nilai-nilai. Untuk memperolehnya, tidak jarang seorang penikmat karya harus melakukan kupasan atas karya itu dengan teramat mendalam.

Fajar Widyasari melakukan semua itu dengan teramat mengasyikkan dan tidak melupakan unsur kehati-hatian. Kesemuanya dilakukan dengan ciamik berdasarkan teknik bernama “teks reviu”.

Sudut pandang lain dari buku Unikmu Asyik!
Buku Unikmu Asyik! karya Fajar Widyasari


Hasilnya? Sobat tidak perlu khawatir. Sebuah buku yang mengetengahkan sudut pandang lain dalam melihat cerita rakyat dan dongeng pun hadir dengan begitu memukau.

Sebut saja kisah Cinderella yang sempat saya singgung sebagai pembuka.

Umumnya, Cinderella dikesankan sebagai seorang gadis cantik yang jujur, rajin, dan memiliki hati bersih. Berbagai bentakan, maki, bahkan deraan fisik yang dia terima saban hari dari ibu dan saudara-saudara tirinya, tidak serta-merta membuat Cinderella menjadi sosok pendendam.

Alih-alih dendam, dia justru patuh manakala ibu tirinya memerintahkan agar tidak bersolek dan melupakan mimpi ikut datang ke pesta dansa kerajaan. Dia menuruti titah, kendati hari teramat tersayat.

Lantas, ketika Ibu Peri yang baik hati menghadiahi kebaikan hatinya dengan segala gemerlap seorang putri, dia pun memberanikan diri berangkat ke pesta. Malangnya, Cinderella lalai.

Pukul 12 tengah malam yang ditetapkan Ibu Peri terlanggar. Jadilah Cinderella harus tertatih sebelum kedoknya sebagai seorang upik abu terbuka di hadapan pangeran dan tamu undangan lain.

Sekilas, tampak benar bahwa Cinderella adalah seorang yang baik hati dengan nasib malang tak berkesudahan. Akan tetapi, apa benar begitu?

Melalui Unikmu Asyik!, Fajar membawa kita menelaah kisah Cinderella lebih dalam. Kecantikan dan kebaikan hati Cinderella memang tak terbantahkan. Tidak ada satu orang pun menyangkal betapa bersih hati gadis malang itu.

Akan tetapi, apakah kebaikan hati satu-satunya modal untuk survive dalam mengarungi kehidupan? Atau, ditinjau dari sudut pandang lain, apakah Cinderella memang hanya memiliki kebaikan tanpa ada setitik pun hal buruk dalam dirinya?

Dengan lugas, Fajar menuturkan, cantik saja tidak cukup. Cantik dan baik hati adalah hal yang hebat. Namun, disiplin dan jujur tetap harus dijunjung demi keberhasilan mengarungi hidup.

Jelas terlihat bahwa Cinderella bukanlah seorang yang disiplin dengan bertindak seakan-akan sengaja melanggar ketetapan Ibu Peri untuk pulang sebelum bel tengah malam berdentang.

Ketidakdisiplinan itu bahkan kontan terbalas kepada Cinderella dengan kehilangan sepatu dan terlunta karena kostum putrinya keburu berubah menjadi outfit upik abu.

Sudut pandang lain dongeng

Begitu banyak sudut pandang lain yang baru dan segar Fajar berikan untuk dongeng-dongeng dunia. Goldilocks misalnya.

Atau Sobat mau cerita lain? Ada. Banyak.

Robin HoodSleeping Beauty, juga Hansel and Gretel hadir tersaji dalam buku ini. Jangan lupakan juga Rumpelstilskin dan Sinbad. Mereka siap menemani Sobat menggelengkan kepala sembari tersenyum tatkala membaca ciamiknya kupasan yang Fajar lakukan.

Ketajaman Fajar dalam mengupas sebuah dongeng tak berhenti hanya pada dongeng yang telah mendunia. Berbagai cerita rakyat khas Indonesia pun tak luput dari ulasan Fajar. Semuanya dengan satu benang merah: sudut pandang lain yang membuat pembaca tercengang.

Sudut pandang lain dongeng


Sebut saja Timun MasBawang Merah-Bawang PutihMalin KundangLegenda Roro Jongrang, dan masih banyak lagi.

Semua tersaji apik dengan gaya bahasa bertutur yang terlalu menyenangkan untuk dibaca. Fajar sukses menyajikan sebuah tulisan menyenangkan yang lagi-lagi, akan menampar pembacanya, untuk kemudian berceloteh seru.

"Ih, bener juga, ya?
Kenapa bisa kepikiran sampe situ, sih?"


Buku yang Teramat Layak Dibaca

Sebagai sebuah buku yang mengetengahkan sudut pandang lain dan ditulis dengan teknik khusus ala anak sastra, Unikmu Asyik! benar-benar merupakan buku yang amat layak dikunyah hingga tuntas.

Baca juga: 3 Tamparan Dahsyat dari PK, si Alien Tersesat

Gaya bahasa yang sangat dekat dan kekinian, membuat telaah sastra yang Fajar lakukan, tidak terasa njelimet apalagi berkesan menggurui. Sama sekali tidak!

Tipisnya halaman dari setiap dongeng atau cerita rakyat yang diulas, membuat pembaca gagal bosan. Alih-alih bosan, pembaca justru seakan kian penasaran.

"Cerita apa lagi setelah ini? Sudut pandang ajaib apalagi yang Fajar berikan setelah ini?"

Kalaupun ada satu hal yang mengganggu dari buku ini, itu adalah kaver atau sampul buku. Terlepas dari semua itu adalah peran serta penerbit akan pembuatan sampul buku, menurut saya, sampul buku yang lebih proper tentu akan dapat memberi nilai lebih bagi buku keren ini.

Overall, menurut saya buku ini amat layak untuk Sobat baca. Khususnya manakala Sobat tengah membacakan dongeng atau cerita rakyat kepada anak, adik, atau keponakan, seraya mengulas pesan moral yang dikandungnya.

Yuk, baca!

***

Unikmu Asyik!

Penulis: Fajar Widyasari, S.Pd.
Penerbit: Sagusatal Indonesia
Tebal halaman: 97 halaman
ISBN: 978-623-5387-80-2
Cetakan Pertama: Oktober 2022

Jirfani
Selamat datang di blog jirfani.com Sebuah blog yang berisi beragam ulasan seputar film, buku, perjalanan, serta perenungan seorang Jamal Irfani.

Related Posts

2 komentar

  1. MaasyaaAllah ... aku beneran terharu. Kok bisa, ya, ada reviu sedalam ini 😍 Makasih, idolaku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Kakak Fajar.
      Terima kasih banyak sudah menuliskan buku sebagus dan sebermanfaat ini.

      Hapus

Posting Komentar