Transformers: Rise of The Beasts, Film Robot Raksasa yang Sukses Bikin Ketiduran

Posting Komentar

Secara garis besar, film waralaba Transformers satu ini masih menyajikan satu ide yang tak berbeda dengan film-film pendahulunya: perang antar-robot raksasa.

transformers film robot raksasa
Sejujurnya, saya pribadi sebenarnya memilih untuk mencukupkan diri menonton perang-perangan robot berukuran besar yang biasa ditampilkan dalam waralaba ini. Namun, berhubung saya penasaran dengan robot primatanya, akhirnya saya tonton juga, deh, film robot satu ini.

Tidak Ada Hal Istimewa

Transformers: Rise of The Beasts berkisah tentang sebuah entitas raksasa yang punya hobi unik, tetapi sama sekali tidak menggelitik. Entitas bernama Unicron ini punya kegemaran melahap planet demi mempertebal kekuatan dan kesaktiannya.

Film robot raksasa ini kemudian dibuka dengan kejar-kejaran antara para pembantu setia Unicron, yakni kelompok robot jahat bernama Terrorcon yang dipimpin Scourge, dengan tim robot berwujud hewan, yang menamakan diri Maximals.
transformers film robot raksasa
Scourge, pimpinan Terrorcon
Rupanya, para Maximals ini diburu lantaran mereka memiliki kunci pembuka gerbang antaradimensi ruang dan waktu. Nah, sekiranya si kunci ini jatuh ke tangan Scourge dan anak-anak buahnya, tentu saja akan dapat dimanfaatkan oleh tuan mereka—Unicron—agar bisa berpindah lintas dimensi demi mengisi perut dengan kudapan berupa planet-planet.

Maka, sebagaimana film-film Transformers ataupun film alien lain, plot berikutnya pun dengan mudah ditebak. Maximals yang dipimpin Optimus Primal itun melarikan diri ke sebuah planet asri, hijau, dan damai, bernama bumi demi menghindari peluang bagi Unicron melancarkan niat jahatnya.

Selanjutnya, ya, sudah begitu saja. Setting cerita berpindah ke Amerika Serikat dengan latar waktu tahun 1994. Dikisahkan Noah Diaz, seorang mantan tentara yang kini nganggur, sibuk cari kerja sana-sini demi membantu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Noah yang kepepet itu pun diajak kawannya, seorang maling mobil, demi mendapatkan sejumlah uang.

Desakan ekonomi pun memaksa Noah melakukan tindakan tercela itu. Lalu, saya yakin Sobat sudah bisa tebak kelanjutannya.

Iya, benar. Mobil yang mau dicuri itu adalah salah satu pasukan Autobots pimpinan Optimus Prime. Mobil Porsche silver bernama Mirage itu pun akhirnya berkenalan dan memulai keterikatan antara Autobots dengan Noah.
transformers film robot raksasa
Optimus Primal, pimpinan Maximals
See?
Sebagaimana yang saya sampaikan, secara garis besar film robot raksasa ini memiliki plot yang nyaris selalu sama dari waktu ke waktu. Manusia ketemu mobil. Lalu mobilnya ternyata bisa berubah jadi robot raksasa. Manusianya panik.

Di sisi lain, robotnya punya masalah lain—biasanya melibatkan pihak jahat, untuk kasus film ini, si jahat adalah Terrorcon. Maka, terjadi, deh, perang antarrobot alien di bumi.

Sejujurnya, saya sama sekali tidak merasa terkejut dengan plot yang ditawarkan. Akan tetapi, saking tidak terkejutnya, saya harus mengakui sempat tertidur ketika film diputar. Agaknya, faktor kebosanan dan cerita yang sudah bisa ditebak sejak film baru dimulai adalah penyebabnya.

Ending-nya pun tidak jauh berbeda. Nyaris kalah, atur strategi, lalu berhasil rebound. Kalaupun ada pembeda, tentu saja itu terjadi ketika peperangan usai. Klasik!

Penyegaran Itu Saya Beri Nama Iron-Man Kecil-Kecilan

Kendati tidak ada yang istimewa, Transformers: Rise of The Beasts cukup berani melakukan eksplorasi kepada robot yang menjadi cast. Mirage yang perannya seakan-akan menjadi infal Bumblebee ini, ditampilkan cukup seru dan menarik.
transformers film robot raksasa
Mirage
Gayanya yang asyik dan selalu kepengin tahu urusan orang, cukup oke berpadu dengan Noah Diaz yang cool dan keseringan galau.

Maka, ketika Mirage “dipaksa mati”—seperti plot Transformers pada jilid-jilid sebelumnya, pasti ada robot kesayangan yang “dimatikan”—para kreator film memberikan suguhan baru yang cukup segar menurut saya. Mempersenjatai Noah dengan teknik hybrid antara Mirage yang nyawanya sudah sampai tenggorokan alias sakaratul maut dengan Noah yang punya basic militer sewaktu remaja.

Hasilnya pun cukup seru. Manusia dengan zirah Autobots. Persis Iron-Man milik Marvel. Jadi, lumayanlah, ada yang lucu juga dari film ini.

Kalau itu belum cukup, maka saran saya, Sobat bisa bertahan lebih lama di kursi demi menyaksikan adegan terakhir sebelum film berakhir. Ada sebuah plot twist yang dipersiapkan dan agaknya menjadi jembatan pembuka keterkaitan Transformers dengan universe milik Hasbro yang lebih luas.

Penasaran apa itu Hasbro?
Jadi, singkatnya, Hasbro adalah perusahaan mainan yang memegang beberapa merek terkenal di kalangan masyarakat. Sebut saja beberapa merek mainan milik Hasbro, seperti: Transformers, G.I.Joe, Nerf, Beyblade, Pokemon, Play-Doh, My Little Pony, dan masih banyak lagi.
transformers film robot raksasa

Rating Rendah

Terlepas dari terobosan yang dikeluarkan, Transformers: Rise of The Beasts rupanya tidak hanya membuat ngantuk saya. Sebab, kedua perating film kelas wahid pun setuju dengan penilaian dan kebosanan yang saya alami sepanjang film robot raksasa ini diputar.

Kita bisa tengok bersama, IMDb memberi rating untuk film ini di angka 6.1/10. Adapun Rotten Tomatoes malah lebih sadis lagi. Mereka memberi penilaian 52% atas film yang rilis pada Juni 2023 kemarin ini.

Jadi, jika Sobat bertanya, berapa skor yang saya beri untuk film robot raksasa alien yang hobi perang satu ini, maka akan saya jawab: skor 6/10.
Jirfani
Selamat datang di blog jirfani.com Sebuah blog yang berisi beragam ulasan seputar film, buku, perjalanan, serta perenungan seorang Jamal Irfani.

Related Posts

Posting Komentar