Review Film Kang Mak: Kurang Puas dan Bertabur Plot Hole

Posting Komentar

Bukan tanpa alasan saya “memaksa” istri menemani menonton film Kang Mak (from Pee Mak) pada Sabtu, 14 September 2024 kemarin. Bukan hanya lantaran saya sudah pernah menonton versi asli film remake ini (Pee Mak, 2013), melainkan juga karena “termakan” iklan dan promosi Kang Mak yang berkali-kali menghiasi linimasa media sosial saya.

Review film Kang Mak
sumber gambar: imdb.com

Kang Mak berkisah tentang Makmur (diperankan Vino G. Bastian), seorang tentara yang turut serta dalam perang pasca-kemerdekaan. Usai memenangkan perang, Makmur dan keempat sahabatnya bermaksud pulang ke kampung halaman masing-masing. Namun, perjalanan jauh yang harus ditempuh menuju kampung tiap-tiap orang membuat Supra (Indro Warkop), Fajrul (Indra Jegel), Solah (Rigen Rakelna), dan Jaka (Tora Sudiro), menginap sementara di kampung Makmur.

Makmur sendiri telah begitu rindu dengan istrinya, Sari (diperankan Marsha Timothy). Bukan sekadar rindu tentu saja, Makmur juga merasa bersalah kepada sang istri. Hal ini karena sebelum berperang, Makmur telah berjanji akan pulang sebelum Sari melahirkan putra mereka.

Akan tetapi, kepulangan Makmur yang terlambat menyebabkan Sari telah melahirkan. Cipluk, buah cinta mereka, tumbuh menjadi bayi sehat yang amat lucu dan menggemaskan.

Sayangnya, Makmur tidak mengetahui. Sari yang dia temui di rumahnya bukanlah Sari yang sama. Sari yang kini merawat bayi serta menemaninya, tidak lain adalah sosok hantu yang masih belum rela berpisah dengan dunia lantaran cinta yang terlampau besar kepada suami tercinta. Ya, Sari telah tewas sebelum melahirkan. Dia tewas sebelum Makmur pulang dari medan juang.
Review film Kang Mak
sumber gambar: imdb.com

4 Plot Hole dalam Film Kang Mak

Sekilas, jika membaca sinopsis yang saya tulis di atas, cerita Kang Mak terbilang cukup menjanjikan. Apalagi, film ini merupakan remake dari Pee Mak yang telah mendulang sukses, baik di negara aslinya, Thailand, maupun negara-negara lain.

Sebagai sebuah cerita komedi, Kang Mak pun memiliki potensi yang tidak main-main. Tengok saja dengan jajaran aktor papan atas yang menjadi punggawa cerita. Rigen dan Jegel, dua orang jawara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) Kompas TV yang tengah menduduki puncak popularitas sebagai komedian ternama, Tora Sudiro yang tenar dengan kemampuannya berakting watak maupun komedi, hingga Indro Warkop, sang legenda lawak Indonesia.

Belum lagi duet pasangan suami-istri Vino G. Bastian dan Marsha Timothy. Dari sisi akting, keduanya tentu sudah tidak perlu dipertanyakan. Ditambah pula dengan peran yang keduanya lakoni sebagai pasangan, tentu kian memperkuat kemesraan yang dibangun selama film berlangsung.

Akan tetapi, sebagai penikmat dan penonton, saya menyayangkan keberadaan lubang-lubang pada plot cerita. Lubang cerita atau yang lazim disebut sebagai plot hole ini hadir membuat kenyamanan saya saat menonton cukup terganggu. Mau bagaimana lagi, cacat logika pada alur/plot cerita, membuat saya sebagai penonton merasa dibodohi.

Setidaknya terdapat 4 plot hole pada Kang Mak yang saya temukan selama film berdurasi 122 menit ini tayang. Oya, sebagai peringatan, ulasan mengenai plot hole ini berpotensi menjadi spoiler. Jadi, jika kamu belum menonton Kang Mak dan tidak berkenan membaca spoiler, sebaiknya tidak lanjut membaca.

1. Penculikan Makmur dari Rumah Setan

Review film Kang Mak
sumber gambar: imdb.com
Setelah menerima kabar bahwa Sari telah meninggal dari keempat sahabatnya, Makmur marah luar biasa. Dia bahkan mengusir Solah, Jaka, Supra, dan Fajrul dari kampung. Makmur juga meminta mereka tidak lagi mengusik kebahagiaannya bersama sang istri. Demi meredakan kemarahan dan menghibur istrinya yang sedih karena dibilang sudah meninggal, Makmur pun mengajak Sari ke pasar malam.

Di pasar malam terdapat banyak wahana seru, salah satunya Rumah Setan. Pada wahana ini, pengunjung yang datang akan ditakut-takuti oleh sejumlah kru yang memakai kostum hantu.

Sampai di sini, menurut saya semua masih aman terkendali. Hingga ketika mendapati Fajrul dan kawan-kawan bersembunyi di balik semak Rumah Setan demi menculik Makmur agar segera meninggalkan Sari, saya merasakan kejanggalan.

Dari mana keempat sahabat itu tahu kalau Makmur dan Sari ke pasar malam? Bukankah kampung Makmur terbilang luas. Dari sekian banyak tempat yang dapat dikunjungi, bagaimana bisa mereka berkesimpulan Makmur ada di sana? Belum lagi, mereka dengan tepat berada di Rumah Setan, yang merupakan salah satu wahana dari begitu banyak wahana lain di pasar malam.

2. Keempat sahabat berkostum hantu

Masih pada adegan Rumah Setan. Usai menangkap Makmur, Fajrul dan kawan-kawan bukannya langsung lari meninggalkan wahana Rumah Setan, malah asyik berpose dan menyamar sebagai hantu. Untuk apa?

Jika dibilang kalau pintu keluar untuk kabur hanya ada di depan, rasanya terlalu janggal mengingat hantu Wewe Gombel (diperankan oleh Ananta Rispo) yang marah karena tidak ada yang takut dengannya, pergi meninggalkan Rumah Setan melalui pintu belakang. Belum lagi dengan keempat sahabat yang bersembunyi di balik semak Rumah Setan. Tentu mereka masuk dari pintu belakang agar dapat bersembunyi tanpa diketahui Makmur dan Sari yang datang melalui pintu depan.

3. Bertemu dengan Kang Mas Pusi

Demi menyelamatkan Makmur, keempat sahabat yang sebelumnya telah berkonsultasi dengan seorang dukun pemabuk bernama Mbak Yu Supi, akhirnya pergi menemui Kang Mas Pusi, yang tidak lain adalah saudara kembar Mbak Yu Supi.
Review film Kang Mak
sumber gambar: imdb.com
Sebenarnya, pertemuan Fajrul dan kawan-kawan bertemu dengan Mbak Yu Supi saja sudah membuat saya merasakan kejanggalan. Lalu, ketika dikisahkan mereka semua bertemu dengan Kang Mas Pusi (diperankan Andre Taulany), perasaan janggal dan kurang nyaman kian tebal terasa.

Apa pasal?
Sederhana saja. Ketika akhirnya berhasil menyadarkan Makmur bahwa Sari bukanlah manusia, keempat sahabat itu bermaksud meminta bantuan Mbak Yu Supi melindungi mereka dari amukan Sari. Sialnya, Mbak Yu Supi ditemukan telah tewas di danau.

Hingga akhirnya, berbekal ingatan bahwa Mbak Yu Supi memiliki saudara kembar yang juga dukun, berangkatlah keempatnya—plus Makmur yang sedang pingsan—menemui Kang Mas Pusi.

Di mana letak kejanggalannya?
Pertama, suasana kala itu digambarkan telah larut malam. Gelap dan sepi. Terbukti dari teriakan demi teriakan yang dilakukan Fajrul dan kawan-kawan tidak mengusik satu pun manusia di kampung. Dengan kondisi demikian, dari mana Fajrul dan kawan-kawannya mengetahui lokasi rumah Kang Mas Pusi?

Kedua, tidak pernah disebutkan lokasi tinggal maupun keberadaan Kang Mas Pusi sebelumnya. Apakah dia masih hidup atau malah sudah meninggal duluan. Tidak ada jaminan juga Kang Mas Pusi berdomisili di kampung yang sama dengan Makmur. Nah, merujuk pada argumentasi sebelumnya, kok, bisa keempat sahabat ini menemukan Kang Mas Pusi?

4. Tukang paket saat ritual mistik dilakukan

Untuk poin ini, sebenarnya saya sadar sekali bahwa yang hendak ditonjolkan adalah unsur komedi. Keberadaan tukang paket yang mengagetkan dan memberi tebal pada kesan tegang yang tengah dibangun, tentu akan memberi ledakan tawa tersendiri.

Akan tetapi, jika diingat kembali setting waktu dari cerita ini (kisaran tahun 1960—1970-an), tentu ada tukang paket malam-malam ke rumah bukan sesuatu yang lazim.

review film Kang Mak
sumber gambar: imdb.com
Akhir kata, sebagai sebuah tontonan yang dimaksudkan untuk sekadar membuat tertawa, Kang Mak cukup layak ditonton. Akan tetapi, bagi saya film ini kurang berhasil membuat saya gembira. Selain adanya beberapa plot hole seperti yang telah disebutkan, beberapa sentuhan komedi yang ditawarkan, terasa hambar.

Keberadaan Indro Warkop yang kerap hadir dengan gaya sok bijak, justru membuat suasana garing. Belum lagi tek-tok antara Indra Jegel dan Rigen yang terasa kurang menggigit. Kalaupun ada yang cukup oke, justru saya sematkan pada akting Tora Sudiro yang terkesan datar, tetapi efektif. Jangan lupa juga dengan permainan dan kemesraan Vino-Marsha yang telah menyelamatkan keseluruhan film.
***
Kang Mak. Falcon Pictures. 2024. 122 menit. 13+
Rating si Jamal: 4/10
Jirfani
Selamat datang di blog jirfani.com Sebuah blog yang berisi beragam ulasan seputar film, buku, perjalanan, serta perenungan seorang Jamal Irfani.

Related Posts

Posting Komentar