Apa jadinya jika mereka yang memiliki kuasa dan wewenang mengambil kebijakan strategis atas berbagai ancaman kemanusiaan, ternyata malah menjadikan berbagai isu kemanusiaan sebagai alat memperkaya diri dan pemuas kesenangan?
Ngeri, ya? Ide inilah yang menjadi pesan utama dari film besutan Adam McKay yang rilis pada 2021 lalu, Don’t Look Up.Tersebutlah dua orang astronom yang belum tenar-tenar amat, Dr. Randal Mindy dan Kate Dibiasky. Kate—diperankan Jennifer Lawrence, suatu ketika menemukan kenyataan bahwa ada sebuah komet berkecepatan tetap sedang mengarah ke bumi. Sebagai kandidat Ph.D, Kate memperhitungkan luas permukaan komet—yang kelak diberi nama Komet Dibiasky, diambil dari namanya sebagai penemu komet—dan efek yang dapat terjadi jika komet itu jatuh menghujam bumi.
Hasil perhitungan Kate, yang telah divalidasi Dr. Mindy—diperankan Leonardo DiCaprio—yang tidak lain merupakan supervisor-nya dalam upaya meraih gelar Ph.D, menemukan bahwa Komet Dibiasky dengan lebar sekitar 5—10 km, akan segera jatuh menghantam bumi dalam kurun 6 bulan 14 hari ke depan. Berdasarkan hasil perhitungan keduanya, efek dahsyat akan terjadi manakala komet itu benar-benar jatuh. Setidaknya tsunami hebat setinggi 1,5 kilometer akan menenggelamkan beberapa bagian bumi. Dampak akhirnya dapat dipastikan. Kehancuran bumi total beserta seluruh kehidupan yang berdiri di atasnya.
Berbeda dengan film-film yang berkutat pada kisah tragedi seputar tabrakan komet atau meteor dengan bumi seperti Armageddon atau Deep Impact ataupun kisah invasi alien ke bumi seperti The Independence Day, film yang diisi sederet bintang ternama ini justru mengambil sudut pandang lain. Bukan hanya itu, konflik yang dialami Kate dan Dr. Mindy ketika menghadap Presiden Orlean yang penuh skandal—diperankan Meryl Streep—atau bagaimana keduanya menghadapi Kepala Staf Kepresidenan Gedung Putih, yang tidak lain adalah anak kandung sang presiden—diperankan Jonah Hill—akan sukses membuat penonton geram ampun-ampunan.
Sejatinya Don’t Look Up adalah sebuah film yang sarat kritik sosial atas apa yang dewasa ini tengah terjadi pada masyarakat modern. Adam McKay sebagai sutradara, dengan cerdas mengemas kegeramannya terhadap korupsi dan pembiaran yang dilakukan elit politik atas tragedi besar dengan sindiran satire nan berkelas. Kritik keras atas betapa didewa-dewakannya media sosial pada kehidupan keseharian juga tidak luput diserang oleh film ini.
Saya pribadi merasa ngeri bukan kepalang sepanjang film ini saya tonton. Otak saya langsung travelling ke sana-kemari demi menyaksikan potongan-potongan adegan yang diperankan dengan apik oleh tiap-tiap aktor. Leo DiCaprio yang sudah enggak perlu saya sangsikan kualitas aktingnya, juga sukses bikin saya sebel mulai dari tengah hingga menjelang akhir film. Cakep bangetlah pokoknya!
Nonton film ini benar-benar membuat saya merasa sedang nonton film horor. Padahal kalau melihat rujukan atas film ini di berbagai situs internet, genre film ini adalah komedi dan satire. Mau bagaimana lagi, saya yang selalu panik ketika melihat pelanggaran atas norma yang berlaku, seakan-akan dipaksa untuk membayangkan bagaimana jika apa yang ditayangkan di film, benar-benar terjadi?
Bukan! Bukan!
Saya bukan panik karena ketakutan ditabrak Komet Dibiasky—yah, meski pasti bakal panik, sih. Namun, yang bikin saya ketakutan setengah mati adalah jika elit-elit yang mestinya punya kuasa ternyata justru berperilaku koruptif. Ah, sial! Kayaknya itu, sih, udah beneran terjadi, ya?
Film Sarat Kritik Layak Tonton
Sebagai sebuah tontonan, menurut saya Don’t Look Up layak untuk disimak. Saran saya, ketika kamu menontonnya nanti, jangan nonton sambil melakukan hal lain. Sebab akan banyak isu serta kritik yang hendak disampaikan film ini akan terlewat dari perhatian jika kamu melakukannya.Saya berharap, kesediaan kamu menonton film ini akan sedikit membuka mata atas apa yang sebenarnya terjadi dewasa ini. Salah urus negeri, bahkan salah urus bumi, terang-terangan dikupas film ini. Pokoknya terasa menelanjangi banyak pihak, deh!
Kendati isu sosial yang diangkat cukup banyak, kamu perlu hati-hati. Sebab ada kemungkinan kamu akan mengalami kebosanan pada bagian pertengahan hingga menjelang akhir film. Upaya Kate dan Dr. Mindy meyakinkan banyak pihak atas bahaya tabrakan komet, satu-dua kali akan terasa seperti aktivitas repetitif yang cukup bikin jenuh.
Film ini untuk dikonsumsi oleh mereka yang berusia 21 tahun ke atas, ya. Jadi, jangan jadikan film ini sebagai tontonan yang kamu suguhkan untuk berakhir pekan anak-anak. Yah, adegan perselingkuhan, buka-bukaan pakaian, serta lontaran caci, cukup sering terjadi sepanjang film berdurasi 2 jam 18 menit ini.
Akhir kata, tonton, deh, film ini. Biar kamu bisa mendapatkan sensasi kesal dan patah hati yang dibalut dengan nuansa komedi.
Jadi, film apa lagi, dong, yang mesti saya review selanjutnya?
***[][][]***
Rating Jirfani 4,2/5
Posting Komentar
Posting Komentar